• Berita Terkini

    Jumat, 10 Juni 2016

    Puluhan Hektar Sawah Terendam, Padi Terancam Mati

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Akibat Hujan deras yang disertai angin kencang pada Rabu (8/6) dini hari, telah membuat puluhan hektar sawah terendam. Akibatnya tanaman padi yang sudah tumbuh dengan baik pun terancam mati.

    Kondisi sawah yang terendam, salah satunya terlihat di area persawahan Desa Kritig Kecamatan Petanahan. Pemandangan serupa juga terlihat di area persawahan Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan. Selain merendam sawah air juga berarus deras, hal ini memungkinkan menjadi penyebab tamanan padi roboh karena patah.

    Wahyu (45) salah satu petani Desa Podourip Kecamatan Petanahan mengatakan biasanya tanaman padi akan bertahan selama tiga hari jika terendam air. Jika dalam tiga hari air tidak surut, dapat dipastikan tanaman padi akan busuk dan mati. Konsekwensinya petani harus melakukan penanaman ulang. “Itu salah satu musihah bagi petani,” tuturnya.

    Menurutnya, melakukan penanaman ulang juga tidak serta-merta mengatasi masalah tersebut. Sebab petani harus menyediakan bibit padi yang siap tanam. Jika petani akan melakukan penyebaran, maka waktu yang dibutuhkan relatif lama, jika petani membeli bibit yang sudah sudah siap tanam, biasanya kualitasnya tidak terjamin. “Mau tidak mau, petani harus membeli bibit padi, dari pada menyebar benih sendiri,” paparnya.

    Dijelaskannya, umur yang tidak sama dengan tanaman padi yang ada disekitarnya juga akan menjadi kendala di kemudian hari, sebab umur yang terlampau jauh akan membuat keterlambatan panen. Jika mengalami keterlambatan panen maka padi akan rawan dari serangan hama dan burung. “Kalau yang lain sudah panen, terus sawah kita belum panen, tentunya burung akan menyerang sawah milik kita,” keluhnya.

    Wahyu menambahkan, saat ini musim memang sulit untuk diperediksi, umumnya pada bulan Juni hujan tidak lagi turun. Kalaupun ada hujan maka intensitasnya sangat kecil. Biasanya hujan hanya akan turun dengan rintik-rintik dimalam hari. Akan tetapi kenyataan berkata lain, saat ini meskipun sudah memasuki Bulan Juni, namun hujan turun dengan sangat deras. “Dulu petani selalu perpedoman dengan  Pranata mangsa. Namun kini tampaknya kondisi alam telah berubah. Dan pranata mangsa tidak selalu tepat untuk menghitung mangsa,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top