• Berita Terkini

    Kamis, 23 Juni 2016

    Proses Pencarian Korban Longsor jadi Tontonan Warga

    Syaefurrohman for ekspres
    Jadi "Obyek Wisata Tiban", Bahkan Jadi Pilihan Lokasi Ngabuburit



    Ada pemandangan menarik di tengah upaya evakuasi para korban longsor di Desa Sampang Kecamatan Sempor. Tak hanya pemandangan petugas melakukan proses pencarian, warga berbondong-bondong mendatangi lokasi. Bukan untuk menolong. Hanya untuk menonton.
    -----------------------
    A Syaefurrohman & Cahyo, SEMPOR
    -----------------------
    SEPERTI pada Selasa (21/6) kemarin, puluhan orang terlihat duduk-duduk di sekitar lokasi evakuasi para korban longsor. Mereka terdiri dari beragam usia. Untuk dapat menonton, warga menggelar daun kelapa yang dijadikan alas duduk. Sebagian lain berdiri dengan wajah serius menyaksikan proses pencarian berlangsung.


    Salah satunya, Poningsih (39) warga Dukuh Kalitengah Desa Sampang ini. Dia mengaku sengaja khusus datang ke lokasi bersama 10 kerabatnya. Untuk sampai ke lokasi, Poningsih mengaku berjalan kaki dari rumahnya yang berjarak sekitar 4 km dari lokasi.

    Poningsih tak sendiri. Sumardi (58), warga Desa Berta Kecamatan Purworejo Klampok Kabupaten Banjarnegara tak ketinggalan. Dia sengaja datang bersama 5 orang lain untuk melihat lokasi. "Ya penasaran ingin melihat saja ," ujarnya.

    Menurut mereka, lokasi longsor kemarin sangat menarik perhatian. Sebab, bukit menjulang setinggi 200 meter yang longsor jelas terlihat dari jarak 4-5 km. Apalagi, kejadian musibah longsor di Sempor itu menjadi pemberitaan di sejumlah media baik lokal maupun nasional.

    Salah satu relawan, Ahmad (22) menyampaikan, memang banyak warga yang datang ke lokasi untuk sekedar melihat proses evakuasi. Saking banyaknya, suasananya miri seperti di daerah obyek wisata. Pengunjung paling banyak, katanya terlihat pada Minggu (19/6) atau sehari pasca kejadian. Kendati tak sebanyak hari-hari sebelumnya, "pengunjung" masih terlihat hingga kemarin atau tiga hari pasca kejadian. "Ini jadinya seperti wisata bencana," ujarnya.

    Perilaku unik pun sering diperlihatkan warga. Pernah, kata Ahmad, ada sepasang pengantin baru ikut menonton. Saat ditanyai, mereka beralasan sedang menunggu buka puasa.
    Kasie Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen, Arif Rahmadi SSos membenarkan banyaknya warga yang datang ke lokasi bencana untuk sekedar menonton. Arif sendiri mengaku bisa memahaminya. Apalagi, keberadaan mereka tak mengganggu petugas yang tengah melakukan pencarian terhadap para korban.

    Hanya, dia menambahkan, keberadaan puluhan warga itu cukup mengganggu ketika ada petugas harus melintas di jalan masuk menuju lokasi. Warga yang jumlahnya mencapai puluhan itu sering memenuhi jalan sempit yang lebarnya tak lebih dari 1 meter itu.

    Tapi secara umum, ujarnya, kedatangan warga itu tak sampai mengganggu proses pencarian. Keberadaan warga pun tak ada hubungannya dengan masih belum ditemukannya korban longsor di wilayah itu. Dari enam korban tertimbun longsor, masih ada tiga lagi yang masih belum ditemukan. Kemarin (21/6) menjadi hari ketiga pencarian.

    Belum ditemukannya para korban longsor, kata Arif tak lepas dari beratnya medan. Baik berupa batu-batu sebesar rumah yang berada di lokasi longsor maupun tanah lumpur yang makin mengeras sehingga sulit ditembus peralatan cangkul dan sekop para relawan.

    Para relawan memang hanya mengandalkan peralatan seadanya dalam upayanya mencari korban longsor. Itu terjadi lantaran alat berat tak bisa masuk ke lokasi mengingat terpencilnya medan. "Untuk mempercepat pencarian, kita juga dibantu anjing pelacak dari Polda Jateng," katanya sembari berharap para korban segera ditemukan. (*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top