• Berita Terkini

    Rabu, 08 Juni 2016

    Laut Pasang, Kampung Jalan Teri Cilacap Tergenang

    aziz/radarbms
    CILACAP - Puluhan rumah di Kampung Jalan Teri, Kelurahan Cilacap Selatan, Kecamatan Cilacap tergenang air laut. Air laut setinggi mata kaki sampai lutut orang dewasa itu menggenangi kampung sejak Minggu (5/6) kemarin. Genangan air tersebut dari luapan air laut yang sedang pasang (rob), diperparah dengan kondisi pintu air yang terletak beberapa meter dari kampung tersebut sudah lama rusak dan dibiarkan dalam keadaan terbuka tanpa perbaikan.

    Ketua RT 3 RW 14 Kampung Jalan Teri, Budi Santosa menyatakan rob memang kerap terjadi satu sampai dua kali setiap tahun saat laut pasang. Tetapi, menurut pengamatannya, rob kali ini memang lebih tingi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika tiga tahun sebelumnya, rob hanya menggenang di bawah mata kaki, kali ini sampai setinggi di atas mata kaki bahkan lutut dan terjadi sejak pukul 8 pagi dan genangan baru surut pada pukul 3 sore.

    "Mas lihat sendiri sampai masuk ke dalam rumah. Kalau nanti surut, garam banyak melekat dimana-mana," terang Budi yang sudah tinggal di Kampung Jalan Teri sejak tahun 70-an ini.

    Ia menyatakan, di wilayahnya setidaknya ada 40 rumah yang terendam rob. Genangan rob serupa, Budi katakan terjadi meluas di wilayah RW 14. Sedang sebagian di Wilayah RW 16, yakni jalan Bandengan ia katakan juga tergenang rob.  Dari pengamatan Radar Banyumas sendiri pada Selasa (7/6) kemarin sekitar pukul 10.30, air rob menggenang sampai lutut kaki di tengah-tengah jalan-jalan perkampungan wilayah RT 3 tersebut, dan beberapa warga nampak memilih berdiam diri di teras rumah. Sedang sebagian warga beraktivitas membuang air dalam rumah dengan ember atau mendorong air keluar rumah dengan sapu.

    "Ijazah anak saya kena air, kulkas juga korslet. Ini termasuk paling parah. Mas lihat sendiri, itu dari jendela, warga sedang membuang air. Karena memang sampai masuk rumah, " imbuh Budi.

    Menurut Budi, tinggunya rob yang masuk ke kampungnya karena rusaknya pintu air yang terletak beberapa meter dari kampung tersebut. Pintu air tersebut dalam kondisi tak bisa ditutup sehingga luapan air laut yang pasang tak terbendung lagi, sebab di samping kampung terdapat aliran air ke arah kali pair besi. Warga dikatakan Budi sudah kesekian kali meminta untuk dilakukan perbaikan, tapi sejauh ini baik dari pihak kelurahan sampai pemerintah kabupaten (Pemkab) Cilacap tak ada respon.

    "Tidak ada respon mas. Ada beberapa pegawai yang saat terjadi rob, potrat-potret di depan kampung. Gak pernah masuk keliling, paling itu saja," ungkapnya.

    Senada warga Jl teri RT 03 Rw 14, Turyanto menyatakan rusaknya pintu air memang memperparah rob yang kian meninggi. Ia menyebut, untuk permintaan perbaikan pintu air sudah dilayangkan ke Pemkab Cilacap setidaknya tiga kali dan memang tak ada respon sama sekali. Turyanto bahkan bercerita, seingat dia, setahun silam Wakil Bupati Cilacap sudah pernah meninjau dan meminta warga untuk lakukan pengajuan perbaikan pintu air tapi tetap saja tak ada tindak lanjut sampai saat ini.

    "Kondisi pintu air, kan tetap sama. Rusak, gak bisa ditutup," ungkap Turyanto.

    Dampak dari rob yang makin meninggi genangi puluhan rumah ini, dikhawatirkan oleh Turyanto menyebabkan timbulnya penyakit. Apalagi ia miris, melihat anak-anak yang justru mandi-mandian padahal air rob tersebut bercampur sampah dan lumpur. Selain itu, rob dipastikan mengganggu aktivitas warga di wilayah tersebut.

    "Kalau anak-anak memang masih lugu. Mereka belum bisa memaknai peristiwa ini. Saya khawatir, rob yang terjadi umumnya seminggu ini, menyebabkan timbulnya penyakit," terang Turyanto. (ziz)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top