• Berita Terkini

    Selasa, 21 Juni 2016

    Cuci Darah 2x Seminggu, Ishrodin Bersyukur Ikut BPJS

    Dulu Sebulan Habiskan Rp 10 Juta, Kini Cuma Rp 500 Ribu
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sepintas tak ada ada yang aneh pada diri warga RT 2 RW 1 Desa Aditirto Kecamatan Pejagoan ini. Fisiknya terlihat bugar dan sehat, bicaranya terdengar keras nan lantang. Wajahnya pun terlihat sumringah.

    Tapi siapa sangka, pria bernama Muhammad Ishrodin (58) ini diam-diam mengidap penyakit gagal ginjal selama kurang lebih 6 tahun terakhir.
    Semuanya bermula saat mantan Kades Aditirto ini melakukan cek up kesehatan setelah mengalami sejumlah gangguan kesehatan pada 2010 silam. Dokter yang merawat malah mengharuskan Ishrodin segera dibawa ke Yogyakarta untuk operasi.

    Dari situlah Ishrodin tahu jika dia divonis menderita gagal ginjal.

    "Sejak saat itu saya harus cuci darah minimal dua kali seminggu untuk 'menyambung' hidup," ujar bapak dua anak dan empat cucu ini.

    Cuci darah atau hemodialisis bagi penderita gagal ginjal memang wajib dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak. Tanpa cuci darah, sulit bagi mereka untuk bertahan hidup.

    Namun biaya cuci darah tidaklah murah. Ini dirasakan betul oleh Ishrodin. Untuk sekali cuci darah, dia harus mengeluarkan biaya sedikitnya Rp 750 ribu. Itu belum termasuk obat dan biaya wira-wiri selama proses cuci darah. Padahal Ishrodin harus menjalani hemodialisis minimal dua kali dalam seminggu.
    "Saat itu satu bulan saya habis sekitar Rp 10 juta untuk cuci darah dan biaya-biaya lainnya," kenang dia.

    Meski berlatar belakang kepala desa dan punya usaha genteng, namun angka tersebut jelas menguras keuangan keluarganya. Meski begitu, dia tetap sabar dan nrimo.
    Hingga akhirnya semuanya berubah saat dia mengenal BPJS Kesehatan tahun 2014.

    Tanpa tunggu lama, dia pun segera mendaftar ke kantor BPJS Kesehatan Kebumen. Ishrodin memilih sebagai peserta kelas I dengan tarif waktu itu Rp 59.500 (kini Rp 80 ribu-red).

    Kata dia, saat mendaftar ke BPJS, pelayanan pegawai sangat maksimal. Masyarakat tidak butuh waktu yang lama untuk mendaftar sebagai BPJS Kesehatan. “Alhamdulillah pelayanan memuaskan. Cuma dua jam, kartunya sudah keluar dan bisa langsung digunakan,” tuturnya didampingi sang istri, Siti Sofiati saat menerima kunjungan Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan BPJS Kesehatan Cabang Kebumen, drg Hubertus Genias U dan Humas Maria Sekarwangi di rumahnya, belum lama ini.

    Kini, Ishrodin benar-benar merasakan manfaat sebagai peserta aktif BPJS mandiri. Sebab seluruh biaya proses cuci darahnya dijamin BPJS Kesehatan.

    "Kalau dulu habis Rp 10 juta/bulan, kini cukup Rp 500 ribu saja, itupun hanya untuk biaya wira-wiri saja, untuk cuci darah gratis. Kalau tidak ikut BPJS kesehatan, pasti masih banyak biaya yang dikeluarkan. Pokoknya sangat terbantu," ucap pria yang melakukan proses hemodialisis di RSU PKU Muhammadiyah Gombong ini.

    Selain itu, Ishrodin juga mengaku mendapatkan pelayanan yang sama dengan pasien umum lainnya. Artinya, pihak rumah sakit tidak membeda-bedakan antara pasien umum dengan pasien BPJS.
    "Pokoknya saya benar-benar mendapat manfaat dari BPJS Kesehatan. Makanya saya menganjurkan keluarga dan kerabat serta tetangga untuk ikut BPJS. Jangan tunggu sakit baru mengurus itu," pungkasnya. (has)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top