 |
| CAHYO/EKSPRES |
Bentrok versus PSD Demak yang digelar di Stadion Candradimuka Minggu sore (22/5/2016) tak ubahnya seperti final bagi Persak. Dengan poin 4 dan berada di posisi 3 klasemen mereka butuh kemenangan atas PSD Demak (poin 7) yang berada di peringkat kedua Grup C Linus bila ingin lolos dari fase grup. Khusus bagi Persak, kemenangan saja tak cukup. Fandi Ahmad dkk harus menang besar setidaknya 4-0. Bila itu terjadi, Persak akan memiliki poin sama dengan PSD Demak namun unggul selisih gol.
Harapan itu sempat terbuka pada menit ke-25, saat penyerang Aris menjebol gawang PSD Demak yang dijaga Ahmad Faiz. Sejak saat itu, Persak mendominasi permainan sementara PSD Demak yang hanya membutuhkan hasil seri cenderung bertahan.
Hingga turun minum, skor tak berubah. Memasuki babak kedua, Persak yang membutuhkan gol berkali-kali mendapat peluang namun tak berbuah gol. Tak kunjung berhasil mencetak gol tambahan, pemain Persak terlihat frustasi. Sejumlah insiden mulai mewarnai pertandingan di babak kedua ini. Tak sekedar adu mulut, para pemain terlihat adu fisik. Apalagi, sejumlah pemain PSD Demak berjatuhan karena cedera. Pemain Persak yang tak sabar bahkan menyeret dan menggotong pemain keluar lapangan.
Situasi makin panas saat penonton mulai melemparkan benda-benda ke tengah lapangan. Sementara di lapangan, pemain Persak pun menumpahkan kekesalan pada wasit Suyanto asal Pekalongan. Sejumlah pemain bahkan sempat mengejar dan mendorong asisten wasit Usmanto dan Hariyanto. Butuh kerja keras bagi petugas keamanan dari Polres Kebumen mengendalikan situasi. Beruntung tak terjadi tindak anarkis dan skor 1-0 untuk kemenangan Persak tetap bertahan.
Dengan hasil itu, Persak dan PSD Demak sama-sama memiliki poin 7, namun PSDlah yang berhak lolos karena mereka punya selisih gol lebih baik dari Persak. Sementara, apapun hasil pertandingan di Grup C lainnya antara Persikaba Blora dan PSIP Pemalang tak berpengaruh. Selain PSD, Persikaba Blora yang dipastikan memuncaki klasemen sudah dipastikan lolos terlebih dahulu.
