• Berita Terkini

    Kamis, 19 Mei 2016

    Di Toraja, Bayi Meninggal Dimakamkan di Pohon

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Berwisata ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan, belum lengkap jika tidak melihat langsung kuburan bayi di dalam pohon yang diberi nama kuburan Bayi Kambira.
    Pemakaman seperti ini dilakukan orang Toraja penganut kepercayaan leluhur, Aluk Todolo. Dengan menguburkan bayi di pohon Tarra‘. Orang Toraja menganggap bayi ini seperti dikembalikan ke rahim ibunya.

    Mereka berharap, pengembalian bayi ini ke rahim ibunya akan menyelamatkan bayi-bayi yang lahir kemudian. Bayi yang dimakamkan di pohon ini adalah bayi yang meninggal saat dilahirkan maupun bayi yang belum tumbuh gigi.

    Pohon Tarra‘ dipilih sebagai tempat menguburkan bayi, karena pohon ini memiliki banyak getah berwarna putih, yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Upacara penguburan dilaksanakan secara sederhana. Bayi yang dikuburkan tidak dibungkus kain, sehingga benar-benar seperti bayi yang masih berada di rahim ibunya.
    Jenazah bayi yang sudah meninggal dimasukan ke dalam batang pohon tarra' yang sudah dilubangi. Lubang itu kemudian ditutup menggunakan anyaman ijuk, yang berasal dari pohon enau.

    Menurut Daeng Mursyid, warga setempat, di Toraja sebenarnya banyak ditemukan kuburan pohon semacam itu. Hanya saja letaknya di tengah hutan, yang susah dijangkau. "Makam bayi ini sudah ratusan tahun usianya. Sekarang sudah tidak lagi digunakan," kata Daeng Mursyid, saat Kebumen Ekspres, berkunjung ke makam keramatan tersebut, akhir pekan lalu.

    Terakhir, kata Daeng, pemakaman tersebut digunakan pada tahun 1977. Saat ini, sudah tidak ada lagi warga yang memakamkan bayinya di pohon. "Ini seiring dengan berkembangnya agama Kristen dan Islam di Toraja," ungkapnya.

    Daeng menjelaskan, warga Toraja menganggap bayi yang giginya belum tumbuh itu masih suci. Sehingga pemakamannya dilakukan khusus.  Penempatan jenazah bayi di pohon Tarra' ini sesuai dengan strata sosial masyarakatnya. Semakin tinggi derajat keluarga bayi tersebut, maka semakin tinggi letaknya di pohon Tarra. Bayi yang dikuburkan di pohon ini tidak diletakan sembarangan melainkan diletakkan di lubang yang mengarah ke tempat tinggal keluarganya.(ori)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top