• Berita Terkini

    Jumat, 29 April 2016

    Tak Mampu Bayar, Pasien RSUD Terpaksa Pulang

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Satu lagi pasien warga miskin yang dirawat di RSUD Dr Soedirman Kebumen terpaksa pulang karena tak mampu membayar. Setelah sepekan dirawat, Juli Priyanto (16), warga Dukuh Kalipancur RT 04 RW 01 Desa/kecamatan Karanggayam, terpaksa pulang ke rumahnya karena tak mampu membayar biaya rumah sakit, Rabu (27/4/2016
    ) sore.

    Pihak RSUD Dr Soedirman mengizinkan Juli Priyanto dibawa keluar rumah sakit atas permintaan keluarga. Padahal kondisinya masih sangat lemah setelah didiagnosa menderita bronchopneumonia atau radang paru paru akut.

    Saat dibawa pulang menggunakan angkutan umum, tubuh remaja belia yang tak pernah sekalipun mengenyam pendidikan itu sepanjang perjalanan mengalami kejang-kejang. Bahkan setelah sampai di rumahnya, tak sedikitpun ada perubahan setelah sepekan dirawat di rumah sakit. Juli Priyanto pun terus mengalami kejang-kejang.  

    Tubuh kurusnya karena kekurangan gizi pun hanya tergeletak lemah di tempat tidur sangat sederhana. Ironisnya, tak ada sebutir obat pun yang dibawakan dari pihak rumah sakit. Hanya ada minyak kayu putih dan daun tawa sebagai pengganti obat penurun panas.  

    Pihak keluarga mengaku pasrah dengan kondisi Juli Priyanto. Isno (34), orang tua Juli Priyanto, mengaku terpaksa membawa pulang anaknya karena tak memiliki uang. Terlebih dia bersama keluarganya belum tercover oleh BPJS, Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun Jamkesmas.

    Isno memaksa pihak rumah sakit agar mengizinkan membawa pulang anaknya setelah mengetahui biaya perawatan anaknya selama sepekan mencapai Rp 13 juta. "Saya yang minta memang karena tidak punya uang," kata Isno, ditemui Kebumen Ekspres di rumahnya, Kamis (28/4/2016).

    Saking tak memiliki uang, hingga kemarin Isno masih belum melunasi biaya rumah sakit. Dia baru mampu membayar Rp 4 juta, itu pun hasil pinjam dari teman dan tetangganya. Beruntung, Isno mendapat potongan Rp 2,5 juta setelah pihaknya mengurus Jamkesda. "Itu baru biaya perawatannya saja, belum termasuk biaya obat selama di rumah sakit," ujar pria yang hanya bekerja serabutan itu.  

    Isno mengaku masih belum tahu kapan bisa melunasi tanggungannya tersebut. Namun, dia berusaha akan mencicilnya setiap bulannya. "Nggak tahu sampai kapan bisa lunas, tapi rumah sakit mintanya dicicil setiap bulan," tuturnya dengan bahasa khas Karanggayaman.

    Arja Wintana (78), kakek Juli Priyanto menuturkan cucunya memiliki riwayat penyakit radang paru paru sejak masih kanak-kanak. Juli Priyanto sering mengalami kejang-kejang saat bersekolah di kelas satu sekolah dasar. Namun, belum pernah sampai separah saat ini.  "Karena sering kejang-kejang, makanya sekolahnya keluar waktu masih kelas satu SD," tutur Arja, sambil mengurus cucunya.

    Ia mengungkapkan, sejak ditinggal kabur ibu kandungnya sejak dua tahun lalu, kondisi Juli Priyanto kian melemah. "Ibunya pergi ke Sumatera dari tahun 2014, nggak pernah pulang sampai sekarang," imbuhnya.
    Alasan tak memiliki biaya, meski kondisi Juli Priyanto terus melemah, namun pihak keluarga hanya merawat seadanya di rumah sederhana. Arja Wintana bersama istri dan Isno, yang setia merawat Juli Priyanto.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top