• Berita Terkini

    Senin, 18 April 2016

    Puluhan Pelajar Ikuti Pelatihan Pemetaan Budaya

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Membangun kebanggaan warga di suatu wilayah dapat dimulai dengan mengenali potensi wilayah yang didiami. Itulah salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelatihan Pemetaan Budaya (Cultural Mapping) yang diadakan oleh Roemah Martha Tilaar (RMT), Sabtu dan Minggu (16-17/4/2016).

    Pelatihan yang diikuti oleh 15  siswa SMA/K di wilayah Gombong tersebut dipandu oleh Dr Eng Kusumaningdyah Nurul H, salah seorang pakar tata kota dari UNS Solo. Tahap pelatihan diawali dengan briefing mengenai berbagai potensi heritage serta prinsip-prinsip pemetaan.

    Sebagai tindak lanjut, peserta kemudian diajak melakukan jelajah pusaka (heritage trail) yang dipusatkan di wilayah perkotaan Gombong. Beberapa tempat yang ditelusuri antara lain Pabrik Rokok Sintren, bekas Chinese School, Roemah Martha Tilaar dan Benteng Van der Wijck. Di setiap tempat para peserta melakukan observasi, wawacara dan pendokumentasian.

    Hari kedua pelatihan diisi dengan penyusunan Peta Pusaka Budaya (Culture Map) yang disusun dengan cara kreatif, informatif dan menarik. Di sini para peserta ditantang untuk menyajikan hasil penelusuran mereka secara cepat dan efektif. Peta yang dihasilkan kemudian dipaparkan di depan hadirin yang memang dihadirkan untuk memberikan penilaian pada hasil kerja mereka.

    Ada dua langkah yang ditanamkan kepada peserta workshop, yakni aware (sadar akan kekayaan dan pemanfaatan yang tepat) serta action atau pelaksanaannya. “Kami berharap mereka dapat lebih mengerti kota mereka sendiri dan pastinya lebih mencintai potensi-potensi yang terkandung dikota ini. Kesadaran ini menjadi penting sebagai bagian proses pembentukan identitas sebuah wilayah. Sebuah identitas yang tak sekedar label namun memang disadari sebagai bagian dari kehidupan suatu wilayah,” papar Dr Kusumaningdyah.

    Kegiatan tersebut juga mendapat sambutan hangat dari para peserta. Salah satu peserta mengaku senang mengikuti  Cultural Mapping. “Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini, karena selain kita dapat informasi tentang budaya lokal Gombong. Dari kegiatan ini timbul rasa untuk lebih melestarikan kebudayaan yang kita miliki” kata Lu’lu MT.

    Koordinator Komunitas Gombong (KOPONG) Sabur Herdian Raamin yang turut memantau acara itu menyampaikan apresiasinya. Pihanya berharap pelatihan ini dapat berlanjut dalam berbagai kegiatan nyata. Salah satunya dengan mengadakan jelajah pusaka (heritage trail). “Jika melihat apa yang sudah dilakukan, saya yakin adik-adik ini akan mampu mengelola sebuah program jelajah pusaka bagi rekan-rekan sebaya. Pembangunan kesadaran pusaka semacam ini akan jauh lebih efektif daripada menggunakan metode pembelajaran yang konvensional,” ujar Sabur.

    Sementara Alona Novensa dari Roemah Martha Tilaar mengungkapkan bahwa para peserta pelatihan adalah sekelompok remaja yang selama ini memang sudah mendapatkan berbagai pendampingan di Roemah Martha Tilaar.“Bulan lalu kelompok ini sudah mendapatkan pelatihan di bidang jurnalistik. Kami berharap kemampuan jurnalistik dan kesadaran pusaka yang terbangun akan membuat mereka mampu berperan sebagai duta kebangkitan kesadaran pusaka, yang pada gilirannya akan menjadi motor terbangunnya kebanggaan atas identitas wilayah,” paparnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top