• Berita Terkini

    Rabu, 27 April 2016

    Proyek Jalan Fungsional Mudik Masih Terhambat

    ILUSTRASI
    SEMARANG – Persiapan pemerintah untuk terus memperlancar arus mudik dengan bantuan jalan tol fungsional sebagai alternatif kembali dipersiapakn. Namun, rupanya masih ada beberapa kendala yang belum diselesaikan. Salah satunya, pengerjaan ruas Bawen – Salatiga dalam proyek tol Semarang – Solo. Dalam kunjungan ke tempat tersebut jalur yang direncanakan sebagai jalur fungsional pemudik masih belum menunjukkan tanda penyelesaian.


    Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng Arie Irianto mengatakan, proses konstruksi ruas sepanajang 17,5 kilometer tersebut rata-rata masih mencapai 30 persen. Proyek yang diakui sudah dikerjakan sejak 31 Desember 2015 tersebut memang direncanakan bisa mencapai tahap 60 persen sebelum lebaran. Sehingga bisa menjadi jalan alternatif saat arus mudik mulai jenuh.


    ’Jika sudah mencapai 60 persen artinya ruas ini sudah dilapisi beton ringan. Dengan kondisi tersebut, jalur ini bisa dijadikan jalur satu arah untuk kendaraan kecil. Namun kecepatannya hanya terbatas hingga 30 kilometer,’’ ujarnya saat kunjungan media kemarin (26/4).


    Namun, dalam hal ini, dia mengaku memang ada beberapa yang menjadi hambatan. Salah satunya, pengadaan lahan di ruas tersebut. Dia mengaku, hingga saat ini pembebasan lahan masih mencapai 92,7 persen. Sisanya adalah tanah kas desa dan warga yang belum bersepakat.


    '’Karena itu, harapan kami kepada pemerintah agar proses ini bisa dipercepat. Saat belum pasti, kami konsentrassi kepada pembangunan jembatan seperti Jembatan Kali Sanjoyo. Karena memang jembatan itu perlu disambungkan agar jalur ini bisa berfungsi meskipun secara minimal,’’ ungkapnya.


    Dari pengamatan Jawa Pos, proyek pembangunan jembatan penguhubung masih dalam pembangunan pilar-pilar dan pengurukan tanah. Arie pun mengaku bahwa pembangunan fisik jembatan Kali Sanjoyo masih mencapai 48 persen. Padahal, proyek seksi III tol Semarang-Solo itu ditargetkan bisa dilalui pemudik pada 29 Juni 2016. Namun, pihaknya yakin bahwa proyek itu bisa tepat waktu.


    '’Kami tidak mengejar proyek komplit. Hanya butuh melapisi jalur kami dengan lean concrete agar bisa dilewati sementara. Bukan sirtu yang akhirnya membuat keributan di jalur Kanci-Pejagan. Dan setelah lebaran selesai, kami akan tutup kembali untuk selesaikan proyek,’’ ungkapnya.


    Sementara itu, Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) unsur profesi Koentjahjo Pambudi mengatakan, pihaknya sendiri menyiapkan delapan ruas tol baru yang bakal dioperasikan untuk lebaran 2016. Dari delapan proyek tersebut, empat memang sengaja dibuka sebelum operasional untuk menjadi jalan alternatif.


    Selain ruas Bawen-Salatiga, lanjut dia, terdapat juga tiga ruas di jalur tol Solo Ngawi yang bakal beroperasi secara fungsional. Ditambah lagi, dua ruas fungsional di tol Bakauheni – Terbanggi Besar dan satu ruas di tol Cinere Jagowari.


    '’Jalan-jalan alternatif ini kami siapkan agar nanti lalu lintas tidak sampai berhenti di area-area rawan antrian. Kami yakin program kami untuk melakukan integrasi tol dan penyediaan jalan alternatif bisa menurunkan kemacetan dibanding tahun lalu,’’ tegasnya. (bil/agm)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top