• Berita Terkini

    Jumat, 15 April 2016

    PBI Gencarkan Penangkaran Burung

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pelestari Burung Indonesia (PBI) Kabupaten Kebumen terus melakukan sosialisasi penyelamatan satwa dengan memasang papan peringatan dilarang menangkap, menembak dan menjerat burung. Selain itu PBI juga gencar melakukan upaya penangkaran terhadap burung yang endemik Indonesia, diantaranya Cucakrowo, Murai batu.

    Koordinator Penangkar Burung PBI Kebumen Sigit Basuki mengatakan, selama ini burung yang beredar di perlombaan, selalu berpindah dari satu pemilik kepada pemilik lain. Dengan demikian maka burung hanya berpindah-pindah tangan, tanpa ada burung yang baru. “Fenomena itulah yang terjadi selama ini. Maka dari itu penting sekali digencarkan penangkaran burung,” tutur pria warga Jalan Tentara Pelajarm nomor 94 Kebumen tersebut, Kamis (14/4/2016).

    Penangkaran burung memang menjadi hal yang patut untuk dilaksanakan. Selain untuk menjaga habitat burung di alam bebas, penangkaran juga akan menghasilkan keuntungan ekonomi yang tinggi. Terlebih di tahun 2017 mendatang Murai batu tanpa ring (cincin) dilarang ikut lomba. Maka bisa dipastikan burung yang boleh ikut lomba hanya burung hasil penangkaran.

    Sigit menjelaskan, berdasarkan pengalaman selama dua tahun, keberhasilan penangkaran burung mutlak ditentukan oleh mampu dan tidaknya menciptakan rasa aman dan nyaman bagi burung tersebut. Jika burung sudah merasa nyaman maka akan dapat berproduksi dengan baik. “Saya pernah membeli Murai batu yang katanya tidak produktif, namun setelah satu bulan di pelihara burung tersebut bertelur,” paparnya.

    Selain rasa nyaman, vitamin untuk menjaga stamina dan kesehatan burung juga mutlak diperlukan. Murai batu dan Cucakrowo perlu eksta fooding berupa jangkrik, kroto dan ulat. Jika semua syarat yang diperlukan terpenuhi maka burung dapat bertelur 40 hari sekali. “Burung hanya memerlukan waktu 14 hari untuk mengerami telurnya. Usia empat hari setelah menetas, anak burung diambil untuk diloloh sendiri. Maka dalam waktu dua minggu kemudian, burung akan kembali bertelur,” ungkapnya.

    Sigit menambahkan, keuntungan yang didapat dari penangkaran burung sangat fantastis, anak burung Murai batu umur 2 bulan laku Rp 2,5 juta. Sedangkan untuk Cucakrowo laku Rp 4,5. “Dalam penangkaran burung tersebut, saya juga mengajari kedua anak saya untuk berwiraswasta,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top