• Berita Terkini

    Selasa, 19 April 2016

    Ormas MTA Berkembang Pesat di Kebumen

    Drs Sipatmin MA/fotoIMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Organisasi Massa (ormas) Majelis Tafsir Al Quran (MTA) berkembang pesat di kabupaten berslogan beriman ini. Selain aktif dalam kegiatan sosial, organisasi yang berpusat di Surakarta tersebut juga aktif melakukan kajian keagamaan setiap minggunya. Keaktifan MTA dalam membimbing para jamaahnya telah membuat organisasi tersebut begitu digandrungi oleh masyarakat.

    Fenomena tersebut setidaknya terlihat dari banyaknya anggota MTA di Kebumen saat ini. Setidaknya sudah terdapat sekitar  500 orang yang menjadi jamaah MTA. Untuk Kecamatan Gombong saja, diperkiraan jumlah anggota MTA telah mencapat 50 orang. Organisasi MTA dirikan oleh ustadz Drs Ahmad Sukina di Solo.

    Ketua Kelompok MTA Kecamatan Gombong Drs Sipatmin MA, Senin (18/4/2016), mengatakan organisasi MTA terstruktur dengan baik mulai dari pusat hingga tingkat desa. Organisasi MTA tingkat kabupaten disebut dengan cabang, sedangkan untuk tingkat kecamatan diberi nama kelompok.  “MTA rutin melaksanakan kegiatan sosial diantaranya donor darah, bagi 17 sembako untuk kaum dhuafa dan tanggap bencana,” tuturnya pria yang juga mantan kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransos) Kabupaten Kebumen tersebut.

    Sipatmin tidak membantah, bila selama ini MTA kerap kali dipandang miring oleh sebagian kalangan. Hal itu disebabkan, masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui MTA itu sendiri. Kebanyakan dari masyarakat hanya mengetahui dari isu yang berkembang, tanpa memahami apa dan bagaimana MTA itu sendiri.

    Menurutnya, MTA merupakan salah satu organisasi keagamaan yang berpedoman kepada Al Quran dan Al Hadist. Karena memang semua persoalan tentang Islam, sudah seharus dikembalikan kepada dasar Agama Islam, yakni Al Quran dan Hadist,” paparnya.

    Lebih lanjut dijelaskan, dalam persoalan ibadah, umat Islam juga harus berpedoman kepada Al Quran dan Hadist. Dengan demikian maka untuk ibadah-ibadah yang tidak terdapat didalam Al Quran dan hadist oleh MTA tidak dijalankan. “Kami sama sekali tidak pernah melarang siapapun dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Namun MTA hanya melakukan ibadah yang ada tuntunannya terdapat di Al Quran maupun hadis. Menurut MTA, ibadah yang tidak ada tuntunannya sebaiknya tidak perlu dilakukan,” katanya.


    Dijelaskannya, seminggu sekali para jamaah MTA melaksanakan pembelajaran tentang tatacara membaca Al Quran dengan benar. Meliputi Tajwid, makhorijul huruf hingga mauidhotul hasanah. Dalam pertemuan tersebut para jamaah akan memperdalam agama Islam dengan dapat bertanya langsung terkait persoalan ibadah kepada sang ustadz. “MTA melaksanakan kajian agama setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB, di Kebumen atau di waktu yang sama di Desa Selokerto Kecamatan Gombong dan setiap Kamis di perumahan Puri Adelia Desa Patemon Gombong,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top