• Berita Terkini

    Minggu, 10 April 2016

    Irigasi Wadaslintang Mulai Dialirkan, Petani Diharap Lakukan Sebar Petuk

    iustrasi
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)– Petani diharapkan melakukan sistem sebar petuk. Ini merupakan sistem dengan melakukan penyebaran sesaat sebelum panen. Dengan demikian maka usai pelaksanaan panen petani dapat langsung mengolah tanah, menanam tanpa harus menunggu besarnya bibit terlalu lama.

    Agar tidak terjadi keterlambatan tanam, Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber DayaMineral (SDAESDM) Kabupaten Kebumen akan mulai mengalirkan irigasi Waduk Wadaslintang pada April ini.

    "Kami menyarankan agar petani melakukan sebar petuk. Begitu panen langsung  menyediakan tempat persemaian, sehingga setelah mengolah sawah bisa mengejar tanam," kata Plt Kabid Irigasi pada Dinas SDAESDM Kabupaten Kebumen Kuswanto, Kamis (7/4/2016).

    Ia mengatakan, irigasi Waduk Wadaslintang tidak bisa dialirkan secara normal. Ini akibat kerusakan pada  seal air vane valve atau bola karet hingga kini belum diperbaiki. Untuk kondisi normalnya dapat dialirkan 26 kubik per detik. Namun karena mengalami kerusakan pada bola karet, maka irigasi Waduk wadaslintang hanya dialirkan 18 kubik per detik saja.

    Saat ini kondisi masih ada hujan, sehingga mudah mengatur pengolahan tanahnya. Namun  jika tidak segera diolah, dikhawatirkan tanah akan mengering karena hujan mereda. Sementara Dinas SDAESDM baru akan mengalirkan kembali irigasi Waduk Wadaslintang pada dasarian dua atau tanggal 20-an Mei.

    Diakui Kuswanto, mundurnya tanam kali ini akibat masa tanam pertama yang melampaui jadwal. Bahkan untuk wilayah Kulon Kali (Barat Sungai Luk Ulo) molor hingga Desember 2015. Namun petani wilayah setempat sudah bisa mengantisipasinya, meskipun irigasi Waduk Sempor yang mengalami sedimentasi berat tidak bisa dialirkan.

    Areal sawah yang mengandalkan Waduk Sempor seluas 6.478 hektare meliputi delapan kecamatan yakni Kecamatan Sempor, Gombong, Kuwarasan, Buayan, Rowokele, Karanganyar, Adimulyo, dan sebagian Kecamatan Sruweng. Dan terbukti, petani Kulon Kali tersebut bisa panen bersamaan dengan petani Wetan Kali (Timur Sungai Luk Ulo) yang tanam pada Oktober dengan dialiri irigasi Waduk Wadaslintang.

    Bahkan irigasi Waduk Wadaslintang yang dialirkan sejak 16 Oktober itu per 16 November dinaikkan volumenya menjadi 24 m3 per detik dari 18 m3. Adapun Waduk Sempor saat itu masih menunggu terisi hingga 25 juta m3.

    Kendati demikian, baik petani Kulon Kali maupun Wetan Kali diprediksikan akan terlambat untuk mengejar tanam palawija. Sehingga, Indeks Penanaman (IP) 300 persen yang meliputi padi-padi-palawija sulit dikejar pada tahun ini. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top