• Berita Terkini

    Minggu, 03 April 2016

    Harga Genteng Terus Merosot, Perajin Kelimpungan

    IMAM/ESKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Harga genteng terus merosot tajam. Bila sebelumnya harga genteng Rp 1.200 perbiji kini menjadi Rp 1.000 hingga Rp 1.050 perbiji. Lesunya permintaan menjadi penyebab utama turunnya harga genteng tersebut.

    Tak pelak, para perajin genteng di Kebumen terimbas. Salah satunya Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan, perekonomian di desa tersebut mayoritas dipengaruhi oleh perkembangan perindustri pabrik genteng. Lesunya permintaan genteng, juga membuat sektor ekonomi lainnya, seperti warung kelontong sepi dari pembeli.

    Lutfi (21) salah satu produsen genteng di Desa Kebulusan Kecamatan Kebumen mengatakan, turunnya harga genteng sudah mencapai titik nazir. Jika ini terus berlangsung, tidak menutup kemungkinan banyak produsen genteng yang akan gulung tikar.

    Sebab harga genteng yang mencapai Rp 1.050 jelas membuat produsen genteng merugi. “Dengan harga serendah itu, maka produsen sangat minim sekali dalam mengambil keuntungan, jika dalam proses pembuatannya banyak yang rusak, jelas produsen akan mengalami kerugian yang besar,” tuturnya, Kamis  (31/3/2016).

    Dijelaskannya, pembuatan genteng membutuhkan proses yang panjang. Mulai dari pengolahan tanah, pencetakan genteng , penjemuran dan pembakaran. Dalam proses penjemuran, tidak sedikit genteng yang mengalami resiko pecah. Selain itu resiko pecah juga dapat terjadi pada proses pembakaran. “Setelah selesai dibakar, genteng juga akan disortir menurut kualitasnya. Jika banyak yang menjadi KW II  tentu produsen akan rugi, terlebih dengan merosotnya harga seperti ini,” terangnya.

    Untuk diketahui, semula harga genteng stabil yakni sekitar Rp 1600 untuk jenis plentong, harga kemudian menurun drastis menjadi Rp 1200 perbiji. Sepinya permintaan membuat harga cenderung terus merosot menjadi Rp 1.000 - Rp 1.050. Paslanya naik turunnya harga genteng, murni disebabkan oleh naik turunnya permintaan pasar.

    Turunnya permintaan genteng juga dirasakan H Sodiman (50), salah satu penjual genteng lainnya.  Menurutnya permintaan genteng memang kerap turun di Bulan Januari. Meski demikian biasanya tetap ada satu atau dua pelanggan yang membeli. Beruntungnya lesunya harga genteng saat ini, juga bertepatan dengan musim panen padi. “Sehingga masyarakat tetap mendapatkan penghasilan, dengan bekerja memetik padi,” terangnya.(mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top