• Berita Terkini

    Kamis, 07 April 2016

    Di Kudus, Soal Unas CBT Beredar di Internet

    Sejak Hari Pertama Siswa Sudah Megang Kunci Jawaban
    KUDUS – Pelaksanaan ujian nasional (unas) paper based test (PBT) kembali ternodai dengan bocornya soal ujian. Kali ini, soal tersebut sudah beredar luas di internet. Bahkan, siswa bisa dengan mudah mengakses beragam soal unas yang mirip dengan aslinya.

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Jawa Pos Radar Kudus, banyak siswa yang sudah memegang kunci jawaban soal unas sejak hari pertama ujian digelar. Peredaran kunci jawaban itu, melalui beragam cara. Ada yang lewat handphone. Ada juga melalui kertas.

    AHM, 17, siswa SMA di Kecamatan Bae mengatakan, sejak hari pertama sudah ada kebocoran soal unas dan jawabannya. ”Teman-teman kelas hampir semua mempunyai kunci jawaban. Mereka sudah tahu macam-macam barcode sebelum soal dibagikan. Saya juga sudah memegang kunci. Namun saya tidak berani membukanya. Saya tetap berusaha mengerjakan sendiri meski dikucilkan di kelas,” tegasnya.

    Dia mengungkapkan, ada banyak cara untuk mendapatkan bocoran soal ujian. Salah satunya, dapat ditemukan di salah satu blog pak-anang.blogspot.com. Blog ini hanya akan muncul apabila dicari melalui Google. Dengan membuka blog tersebut, siswa bisa menemukan soal-soal yang ternyata juga muncul di unas. ”Selain itu, ada kemiripan soal ujian di tryout DKI dengan soal unas yang sesungguhnya,” jelasnya.

    Hampir setiap siswa, kata dia, memegang kunci jawaban meskipun tiap ruangan ada 20 tipe soal yang berbeda-beda. Dari 20 tipe soal yang diujikan itu, mempunyai barcode yang berbeda-beda. ”Nah, dikunci jawaban juga ada penjelasan mengenai soal yang ada barcode-nya itu. Caranya lewat ukuran panjang barcode,” terangnya.

    AHM mencontohkan, tipe soal A mempunyai panjang barcode 6 cm. Barcode tersebut dapat diukur melalui penggaris. ”Jadi dikunci jawaban sudah ada keterangan rincinya setiap panjang barcode per tipe soal,” jelasnya.

    Kendati satu kelas terdapat 20 soal, namun dalam satu kelas bisa ada lima soal yang sama. ”Malah kemarin antara depan dan belakang atau dengan sampingnya pernah ada yang mendapat soal sama,” ungkapnya.

    Selain marak soal bocor, AHM juga mengungkap realita saat menjalani unas bahasa Inggris kemarin. Saat berlangsungnya listening, menurutnya kurang efektif. Soal yang sama membuat siswa bisa saling bertanya dengan teman lainnya. Dua pengawas ujian yang ditugaskan juga tidak ketat.

    Di tempat berbeda, pada UNBK (ujian nasional berbasis komputer) justru minim adanya kebocoran. Karena sistem ujian UNBK cukup ketat. Setiap siswa diberi token untuk dapat membuka soal. ”Tokennya sendiri minta dari pusat. Token hanya bisa diminta saat ujian berlangsung,” jelas Ulya Mega, 17, siswa SMAN 1 Kudus kemarin.
    Setiap soal di sistem UNBK, diberikan waktu dalam pengerjaan. Apabila terlalu lama mengerjakan, akan ke logout dan siswa harus meminta token baru kembali kepada proktor di kelas.

    Peserta tetap bisa melanjutkan mengerjakan. Sementara jawaban tidak akan hilang. Dengan diberinya waktu, membuat siswa sulit untuk bertanya dengan teman-teman sebelahnya. ”Enaknya UNBK ya waktu pengerjaan jadi lebih cepat, karena tidak perlu melingkari jawaban. Waktunya tidak habis di situ-situ saja.” ungkapnya. (int/lil)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top