Pemandangan berbeda itu datang dari sekelompok suporter fanatik Persak Kebumen yang tergabung dalam Bumi Mania. Tak seperti biasanya, pada pertandingan kemarin Bumi Mania memberikan dukungan dari belakang gawang, persisnya di bagian sebelah Selatan stadion.
Ini berbeda dengan kebiasaan sebelumnya, dimana para kelompok suporter fanatik Persak itu biasa beraksi di tribun. Setiap Persak bertanding, yel-yel dan nyanyian bergemuruh dari tempat itu. Tak peduli partai resmi atau hanya sekedar persahabatan. Bagi yang pernah menonton pertandingan Persak pasti merasakan bagaimana nyanyian dan atraksi serta yel-yel bertujuan membakar semangat para pemain itu membuat stadion semarak.
Usut punya usut, ternyata aksi tak biasa para Bumi Mania itu sebagai bentuk protes atas kenaikan harga tiket pada partai Persak vs Persikaba. Konon, anggota Bumni Mania keberatan dengan kenaikan tiket pada pertandingan Persak Persikaba untuk kelas VIP (tribun). Yakni ada peningkatan sebesar Rp 5 ribu dari Rp 10 ribu menjadi Rp 15 ribu pada pertandingan itu.
Namun, salah satu anggota Bumi Mania membantah keras aksi mendukung dari belakang gawang itu sebagai bentuk pemboikotan . "Ini bukan bentuk pemboikotan. Sebab, kami masih memberikan dukungan kepada Persak," kata salah anggota Bumi Mania yang tak mau disebut nama.
Namun diakuinya, kenaikan tiket Rp 5 ribu cukup berat bagi mereka. Meski nantinya dikembalikan ke kas Bumi Mania sebesar Rp 5 ribu, kami tetap keberatan. Akhirnya kami beli tiket kelas ekonomi beramai-ramai," ujarnya.
Terlepas dari soal kenaikan harga tiket, nyanyian aggota Bumi Mania tetap nyaring sepanjang pertandingan. Hujan yang mengguyur sepanjang babak pertama pun tak mereka hiraukan. Dan, seperti diketahui, pada partai kemarin, Persak harus mengakui keunggulan Persikaba dengan skor 1-2. (cah)
