• Berita Terkini

    Rabu, 16 Maret 2016

    Petani Ngeluh, Harga Jagung Anjlok

    SUDARNO AHMAD/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Anjloknya harga jagung di pasaran memukul para petani di Kabupaten Kebumen. Pasalnya, saat ini sudah mulai memasuki musim panen. Petani mengharapkan pemerintah daerah  membantu menstabilkan harga jagung yang terus menurun karena memasuki masa panen.

    Tak tanggung-tanggung penurunannya hingga Rp 2.300 per kilogram. Dari harga sebelumnya sebesar Rp 5.500 per kilogram, saat ini hanya laku Rp 3.000 per kilogramnya.

    Pedagang jagung di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Dimyati,  mengatakan sebelum masa panen harga jagung mencapai Rp 5.500 hingga Rp 6.000 per kilogram, tapi sekarang harganya turun menjadi Rp 3.000 per kilogramnya. "Harga jual jagung di tingkat petani musim panen ini memang turun. Penyebab pastinya kurang tahu, turunnya drastis banget," kata Dimyati, di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, kepada Kebumen Ekspres, Selasa (15/3/2016).

    Menurut Dimyati, harga jagung beberapa pekan lalu masih cukup baik, tetapi sekarang mulai terus menurun, seiring berjalannya masa panen. “Harga jagung cukup lumayan menurun saat panen tahun ini, mungkin karena banyak yang panen,” katanya.

    Petani jagung desa setempat, Muhaimin, mengatakan harga jagung saat ini termasuk paling rendah dibandingkan tahun lalu, sehingga keuntungah petani kian menipis.

    Muhaimin mengungkapkan biasanya jagung milik petani dibeli oleh para pedagag langsung kerumah. Petani akan mengeringkan terlebih dahulu sebelum dijual. “Harga jagung pipil kering lebih mahal dibandingkn yang belum dipipil,” kata dia.

    Petani lain,  Paryanto mengatakan hal yang sama. Turunnya harga jagung ini cukup merugikan petani kecil seperti dirinya. “Kenapa setiap kali petani panen, harganya menurun drastis,” sesalnya.

    Menurut dia, pemerintah kabupaten harus memberikan perlindungan terhadap harga panen, sehingga petani bisa meningkat perekonomiannya. “Kami berharap harga bisa stabil, kalau turun ya jangan terlalu banyak,” pintanya.

    Paryanto, menambahkan tak hanya harganya yang anjlok, hasil panen jagung tahun ini juga mengalami penurunan. Jika pada musim panen sebelumnya, satu kilogram bibit jagung rata-rata dapat menghasilkan empat kwintal jagung. Sedangkan pada musim panen kali ini hanya menghasilkan dua kwintal saja. "Tergerus samai separonya. Ini mungkin musim paceklik bagi kami petani jagung," tandasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top