ilustrasi |
hanya ada 25 kasus (Januari) dan 14 kasus (Februari).
"Memang ada peningkatan kalau dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Tapi sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat demam berdarah," ucap, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Purworejo, Kuswantoro, kemarin.
Kuswantoro, melanjutkan, selama ini dalam melakukan penanganan demam berdarah, yang dilakukan adalah fogging atau pengasapan. Hanya saja langkah itu dinilai kurang efektif karena hanya akan membunuh nyamuk dewasa.
"Kalau fogging itu yang mati nyamuk dewasanya, sementara jentik-jentik akan tertinggal dan tetap menjadi penyebab adanya demam berdarah.
Disini yang diperlukan adalah peran serta masyarakat dalam mengatasi jentik-jentik yang ada," ungkapnya.
Belajar dari pengalaman, sambungnya, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), memang lebih efektif dibandingkan fogging. Setidaknya ada efisiensi secara anggaran dan efektif
untuk penangannya. "Dari situ kita ingin agar masyarakat itu berperan, jangan hanya mengandalkan fogging saja tapi melakukan PSN secara serentak
dan rutin," katanya. (ndi).