• Berita Terkini

    Selasa, 22 Maret 2016

    Menristek Dikti Jamin Padi Mugibat Aman Dikonsumsi

    SUDARNO AHMAD/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Teknologi radiasi nuklir yang digunakan untuk mengembangkan varietas padi Mugibat dikhawatirkan warga. Banyak warga takut mengkonsumsi padi tersebut karena khawatir akan berdampak buruk bagi kesehatan.

    Salah seorang warga bernama Kholid (52), menanyakan hal itu kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir, saat panen perdana varietas padi Mugibat di Desa Karangsari, Kecamatan Kutowinangun, Senin (21/3/2016). "Bagaimana bapak meyakinkan kami kalau hasil panen dari padi itu aman kami konsumsi. Apalagi itu hasil rekayasa dengan teknologi radiasi nuklir," tanya Kholid, saat temu wicara dengan Menristek Dikti.

    Mendapat pertanyaan itu, Mohammad Nasir menjamin hasil produksi dari varietas unggul padi mugibat aman dikonsumsi. "Saya jamin sangat aman, kalau tidak aman dikonsumsi maka orang yang paling pertama terkena adalah saya dan Kepala BATAN. Karena sebelum di didistribusikan kepada masyarakat, kami terlebih dulu yang mencobanya," tegas Mohammad Nasir, dihadapan ratusan petani.

    Varietas Mugibat dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bersama sejumlah varietas lainnya. Varietas ini diklaim lebih tahan hama, punya produktifitas tinggi dan rasa enak lewat teknologi radiasi.

    Varietas Mugibat adalah singkatan dari Mutasi Unggul Iradiasi Batan. Varietas ini merupakan hasil mutasi dari varietas Cimelati yang dilepas BP Padi Departemen Pertanian pada tahun 2003. Mugibat juga punya rasa pulen, tahan wereng, potong leher dan hawar daun. "Salah satu tujuannya adalah menciptakan padi unggul sehingga mampu mengatasi tantangan ketahanan pangan. Iradiasi adalah salah satu cara menciptakan keanekaragaman yang teknologinya sudah siap," katanya.

    Selain itu, BATAN juga berupaya untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat bahwa nuklir tidak selalu berdampak buruk. Pengembangan varietas padi dan penggunaan teknologi nuklir dalam dunia kedokteran adalah salah satu contoh manfaat nuklir.

    Ia menjelaskan, petani sudah mulai merasakan manfaat dari penggunaan varietas benih padi unggul Badan Tenaga Nuklir Nasional tersebut. Didukung dengan pemakaian pupuk organik, varietas benih unggul Batan ternyata membawa hasil yang lebih baik. "Persemaian tanaman menjadi lebih kuat dan usia tanaman bisa lebih pendek," ujarnya.

    BATAN sendiri mengembangkan empat jenis varietas yaitu padi Mugibat, Bestari, Sidenuk, dan Sulutan Unsrat 2. Dengan menggunakan pupuk organik yang dibuat dari cacing tanah, ternyata usia tanaman padi bisa lebih pendek antara 5-10 hari.

    Hadir mendampingi Menristek Dikti pada kunjungan kerja tersebut, yaitu Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti Muhammad Dimyati, Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto. Bupati HM Yahya Fuad dan Wakil Bupati Yazid Mahfud, juga tampak hadir.

    Bupati HM Yahya Fuad mengatakan, Pemkab Kebumen sudah lima tahun bekerjasama dengan BATAN. Salah satu inovasi teknologi adalah dengan memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan iptek nuklir bidang pertanian. Berupa benih padi varietas BATAN bersertifikat. Serta kedelai Gama Sugen yang memiliki umur pendek.

    Kerjasama ini sudah dijalin sejak 2015 lalu, meliputi penangkaran benih varietas Mira I, demfarm padi varietas Mira I. "Penyebaran padi mugibat dimana tanam perdananya dilakukan pada 12 Desember 2015 di Desa Karangsari, Kutowinangu. Dan hari ini padinya dipanen," bebernya.

    Sedangkan pada 2016, kerjasama yang dijalin dengan BATAN meliputi penangkaran benih varietas mugibat seluas 0,25 hektare di Balai Benih Sri Madono Prembun. Selanjutnya, Demfarm pada varietas Mugibat seluas 1 hektare di Desa Mrinen, Kecamatan Kutowinangun, penyebaran benih varietas mugibat di Desa Tanjungmeru, Kutowinangun dan Demfarm kedelai di Desa Bendungan, Kecamatan Kuwarasan.(ori)  

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top