Setiaky A. Kusuma/Radar Jogja |
M. Asfal Sadad, salah seorang pengurus pesantren ini mengatakan, santrinya diduga keracunan saat menikmati menu sarapan ikan tongkol asap dan sayur asem. Santrinya terbiasa memakan menu ikan tongkol yang biasa dibeli di Pasar Bibis, Godean.
“Sarapan pukul 06.00 pagi lalu jam 07.00 santri mulai kerasa. Sarapannya ikan tongkol yang dimangut terus muntah-muntah. Biasanya juga biasa makan ikan itu, tapi kok ini gak biasanya, sampai keracunan,” ujarnya.
Wakil Direktur Pelayanan Medis RS PKU Muhammadiyah dr Arifudin mengatakan, pihak rumah sakit menerima pasien dugaan keracunan pada pukul 07.15 WIB. Awalnya beberapa pasien dibawa oleh guru SMP Muhammadiyah Gamping dalam keadaan lemas, sakit kepala dan muntah-muntah.
“Lalu menyusul sampai total 53 anak. Lalu kami aktifkan penanggulangan bencana masal. Beberapa sudah kembali pulih, namun 15 anak masih opname dan kita observasi. Jika berangsur membaik, maka boleh pulang,” katanya.
Ia menjelaskan, dari gejala yang didapatkan ciri-ciri para pasien mengalami alergi. Diduga pasien tersebut makan makanan yang kemungkinan bermasalah. “Bahasa awamnya keracunan. Bisa dilihat di badan, wajah memerah dan mual. Yang paling ditakutkan hanya shock dan tensi turun. Dengan pengobatan dan perawatan yang kita lakukan, tensi mulai stabil,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kapolsek Gamping Kompol Agus Zainudin mengaku, selepas mendapat laporan dari pihak rumah sakit, anggotanya lalu menuju ke pondok pesantren untuk mencari sisa-sisa makanan yang dikonsumsi untuk bahan penyelidikan.
“Sudah ketemu yang bagian masak. Ada beberapa siswa yang makan, tetapi masih sehat. Dari TKP diamankan sampel ikan tongkol, dan bumbu yang dipakai meracik makanan. Barang bukti ini akan dibawa ke laboratorium dan Puskesmas. Kita tunggu hasilnya,” jelas Agus.
Alwan Birul Walidain, pelajar SMP Muhammadiyah, salah seorang korban mengatakan, seusai sarapan dia merasa mual dan pusing. Ia sarapan pukul 06.00 pagi dan sejam kemudian saat sudah di kelas mulai merasakan badannya panas. Setelah itu, dia pun dilarikan ke rumah sakit.
“Makannya ikan asap untuk sarapan. Sekitar jam 6 pagi sarapan, waktu makan memang rasanya sudah agak aneh, berlendir. Yang masak orang pondok,” ujar Alwan dengan masih ada infus terpasang di tangan kirinya. (riz/laz)