• Berita Terkini

    Minggu, 14 Februari 2016

    Pascalongsor Karanganyar, Ibu Hamil Delapan Bulan Tetap Bertahan

    ADI PRASETYAWAN/RASO
    KARANGANYAR – Cobaan bertubi-tubi yang menimpa ratusan warga Dusun Pondok dan Dusun Pengkok, Desa Beruk, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, perlahan mulai sirna. Jembatan darurat yang dibangun mulai bisa dilintasi kemarin (13/2). Sejak longsor Rabu lalu (10/2), dua dusun tersebut terisolasi.

    Meski sudah bisa dilintasi, namun jembatan itu hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Jembatan tersebut dibuat di bekas jembatan penghubung antara Desa Beruk dengan Desa Wonorejo. Jembatan tersebut hancur tertimpa longsor Bukit Tasin, Kamis malam.

    ”Jembatan ini hanya bersifat sementara. Fungsinya untuk membuka jalur evakuasi jika diperlukan. Berkat jembatan darurat, distribusi logistik semakin mudah,” terang Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wilayah Karanganyar Bagian Selatan Sugeng, kemarin.

    Jembatan darurat itu dibangun di atas anak Sungai Jlantah yang fungsinya untuk menyalurkan logistik. Satu jembatan lainnya dibuat di bekas jembatan penghubung Desa Beruk ke Desa Wonorejo. Selain itu, jalan setapak di bawah bukit dilebarkan.

    Hal ini dikarenakan jalur alternatif yang berada di atas Bukit Tasin ikut longsor. ”Warga dan relawan gotong royong memasang jembatan darurat. Meskipun lebarnya hanya dua meter, tapi sudah bisa dipakai secara bergantian,” ujar dia.

    Fungsi lain jembatan itu untuk jalur evauasi jika sewaktu-waktu diperlukan. Pasalnya, warga Dusun Pondok dan Pengkok bertahan di rumahnya. Bahkan seorang ibu hamil delapan bulan masih bertahan. Kebutuhan pokok juga mulai masuk ke dua dusun itu.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar Nugroho mengatakan, relawan dan warga berupaya memulihkan sambungan air bersih ke dua dusun. Yakni Dusun Jengglong, Desa Wonorejo dan Dusun Kambangan, Desa Beruk yang putus tertimpa longsor.

    ”Ada tiga pipa penyuplai air bersih yang putus. Pekerjaan masih kami lanjutkan besok (hari ini, Red). Akses jalan alternatif juga akan dilebarkan agar bisa dilewati kendaraan bermotor," paparnya.

    Selain itu, dua posko pengungsian di SDN 3 Wonorejo dan Balaidesa Beruk masih dibuka. Namun hingga kemarin belum ada warga yang dievakuasi. Hal ini mengingat cuaca aman. ”Warga juga memilih mengungsi di tempat sanak saudara," jelas Nugroho.

    Sementara itu, petugas PLN masih berupaya menghidupkan kembali listrik ke dua dusun itu. Saat longsor terjadi, 15 tiang listrik dengan kabel sepanjang 750 meter terbawa gulungan longsor. Mereka masih memanfaatkan suplai listrik dari genset yang dikirim BPBD. ”Ada lima genset yang kami kirimkan ke lokasi terisolasi," jelasnya.
    Kepala Puskesmas Jatiyoso Widodo mengungkapkan, tim kesehatan sudah mendatangi dua dusun yang terisolasi. Secara keseluruhan, warga dua dusun tersebut dalam kondisi sehat. Sebagai antisipasi, pihaknya mengirimkan obat-obatan. ”Warga tidak mengalami depresi, seperti tidak ada kejadian apa pun," terang dia.

    Berdasarkan data yang diperbarui BPBD, jumlah warga yang terisolasi 373 jiwa. Meliputi 70 KK dengan 250 jiwa warga Dusun Pengkok. Kemudian 49 KK dengan 123 jiwa warga Dusun Pondok. Sedangkan desa yang terdampak longsor meliputi 70 KK dengan 241 jiwa warga Dusun Kambangan, Desa Beruk. Kemudian 77 KK dengan 263 jiwa warga Dusun Jengglong, Desa Beruk.

    Sebelumnya, ratusan warga Dusun Pengkok dan Dusun Pondok, Desa Beruk, Kecamatan Jatiyoso, sempat susah. Longsor susulan dari Bukit Tasin yang lebih besar terjadi Jumat dini hari (12/2). Material tanah menerjang bangunan di sekitarnya, termasuk 15 unit tiang listrik.

    Akibatnya aliran listrik putus total. Satu unit ekskavator  milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar yang disiagakan untuk mengeruk material longsor sebelumnya, Rabu (10/2), ikut tersapu sejauh 200 meter ke aliran Sungai Jlantah di bawah Bukit Tasin. (adi/un)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top