• Berita Terkini

    Kamis, 18 Februari 2016

    Grebek Nusantara, 99 Tumpeng dan 99 Ingkung Dikirab

    IMAM/ESKPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sebanyak 99 tumpeng diarak pada kirab budaya bertajuk Grebek Nusantara dan Kirab Merah Putih di Desa Entak Kecamatan Ambal, Rabu (17/2/2016). Selanjutnya, 99 tumpeng yang merupakan simbol ruwatan nusantara tersebut didoakan sebelum kemudian dibagikan kepada para pengunjung yang menyaksikan peristiwa budaya tersebut.

    Sebelumnya, 99 tumpeng berikut ingkung dengan jumlah yang sama, dikirab  dari pendopo Kadipaten Ambal Desa Ambalresmi ke Barat menuju menuju balaidesa Desa Entak.

    Di titik tujuan yakni makam Syeh Maulana Nurul Dzuhur yang juga Trah Kerajaan Mataram, warga menggelar doa bersama (istighosah) yang juga diisi siraman rohani oleh Ki Bodo Abah Santri, pengasuh pondok pesantren Al Karomah Sukerejo, Kendal, Nyai Santri dari Sukerejo, Kendal, serta Ki Rekso Buwono dari Pati. Juga terdapat Habib Umar. Dan masih ada pengobatan gratis oleh Dr Gus RM Alfarizy, master fisioteraphy herbalist dari Yogyakarta. Adapun tumpeng dikumpulkan. Setelah pengajian, barulah 99 tumpeng dibagikan. Dalam hitungan menit, tumpeng beserta ubarampenya itu ludes.

    Ribuan pengunjung menghadiri kirab budaya yang juga dimeriahkan sejumlah kesenian khas Kebumen tersebut. Adapun berbagai kesenian khas Kebumen yang ditampilkan meliputi jam janeng, rodad, terbang, serta kuda lumping, yang menggambarkan kegigihan pendekar melawan penjajah di medan laga. Pada kesempatan itu ornamen merah putih juga menghiasi sudut-sudut jalan dan gang yang sudah dipasang umbul-umbul dan layur. Dentuman musik dari alat musik drum dan sejumlah alat musik lain membuat suasana semakin semarak.

    Ketua Panitia Slamet mengatakan, Grebek Nusantara dan Kirab Merah Putih bertujuan untuk membangkitkan jiwa patriotisme dan nasionalisme serta mengangkat nilai-nilai sejarah. "Diharapkan ini akan menjadi even tahunan," ujarnya.

    Sesepuh keraton Yogyakarta Prof Dr RM Ali Ridho yang memimpin istighosah bersama jamaah Al Karomah dan Kiai Nusantara mengapresiasi kegiatan tersebut. Terlebih wilayah Ambal sempat menjadi kabupaten yang hanya berumur 44 tahun (1828-1872) dan kemudian pendapa kabupatennya dipindah ke Kabupaten Karanganyar.

    Dalam momen berharga itu diantara peserta kirab terlihat kepala Desa Entak Sapari beserta perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat menggunakan pakaian adat Jawa. "Event ini sungguh spektakuler dan mampu menjadi daya tarik wisatawan," kata Solikhun, salah satu pengunjung. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top