• Berita Terkini

    Senin, 15 Februari 2016

    Dua Maling Beroperasi di Bus Patas Tertangkap,

    HQ/RADAR KUDUS
    LAMONGAN – Dua maling yang selama ini meresahkan penumpang bus antarkota jurusan Semarang-Surabaya yang melewati Demak, Kudus, Pati, dan Rembang, akhirnya kena batunya. Mereka tertangkap berkat kesigapan sopir dan kondektur. Mereka pun harus menebus perbuatannya di sel jeruji besi sebelum bisa menikmati hasil jarahannya.
    Kedua maling tersebut adalah Tony dan Ahmad Sodiq yang berusia hampir sama, 35 tahun. Keduanya mengaku warga Cipiring, Weleri, Kendal, Jateng. Sedangkan korbannya dua warga Kudus. Salah satu di antaranya Eny Kristianti, warga Ngemplak, Undaan. Mereka sama-sama naik bus Patas Jaya Utama jurusan Semarang-Surabaya.

    Bus berangkat dari Semarang sekitar pukul 20.00. Sampai di Kudus sekitar pukul 21.00. Ketika berhenti di sebelah Teminal Induk Kudus, beberapa penumpang naik, termasuk Eny dan seorang lelaki yang disebut kakaknya. Mereka duduk di kursi bagian belakang dekat toilet. Waktu itu penumpang bus tidak seberapa banyak. Hanya sekitar separo kapasitas.

    Eny yang pegawai PT Pura tak menyadari bahwa mereka duduk bersebelahan dengan seorang maling. Perjalanan dari Kudus sampai Tuban pun aman-aman saja. ‘’Handphone saya malah sempat saya geletakan di jok kursi,’’ ujar Eny yang saat itu hendak ke rumah salah seorang mitranya di Sidoarjo, Jatim.

    Sampai istirahat di sebuah rumah makan di Jenu, Tuban, barang-barang Eny juga aman. Begitu bus melanjutkan perjalanan lagi, handphone-nya ditaruh di dompet bersama uang sekitar Rp 800 ribu. Dompet itu ditaruh di tas yang dibawa saudaranya. Tas itu dipangku dan cangklongannya digantungkan di pundak.

    Saudara Eny menyadari kalau ada yang tidak beres di tas yang dipangkunya ketika bus hendak meningggalkan kota Lamongan sekitar pukul 02.00 Ahad kemarin. Eny segera memeriksa barang-barangnya. Dia langsung menangis gero-gero. Tangisan itu membangunkan seluruh penumpang bus yang saat itu tertidur. ‘’Seluruh uang saya ada di dompet itu, termasuk handphone, tiga katu ATM, dan KTP,’’ katanya sambil terisak-isak.

    Para penumpang lain pun memeriksa barang masing-masing. Salah seorang penumpang mengaku laptopnya juga hilang. Kemudian dia mengadu ke sopir dan kondektur. Sopir bus L 7600 UV yang bernama Masnang tanggap. Dia menghentikan busnya yang saat itu sudah mau meninggalkan Kota Lamongan. Kemudian dia menelepon beberapa orang. ”Kami kan punya kenalan-kenalan di jalan,’’ ujarnya.

    Masnang yang warga Demak memperkirakan, maling di busnya adalah dua penumpang yang baru saja turun. Kemudian diperoleh informasi bahwa dua penumpang yang sebelumnya turun dari bus masih di sekitar lokasi. Masnang dan kondekturnya segera mengambil keputusan untuk memutar balik busnya ke arah Lamongan. Sampai di pos polisi Dapur kelihatan ada dua orang yang berjalan kaki.

    Sebelum bus berhenti, kedua tersangka berbelok. Mereka tak sempat melarikan diri. Sopir, kondektur dan seluruh penumpang segera menyergap. Kedua maling tak bisa berkutik. Mereka kemudian digelandang ke pos polisi. Di situlah tas kedua pelaku digeledah. Barang-barang jarahan berupa sebuah handphone, uang Rp 800 ribu, sebuah laptop, dan sebuah kamera ada di tas itu.  Kedua maling kini meringkuk di tahanan Polres Lamongan.

    Tony yang badannya tinggi besar mengaku dialah yang mengambil laptop milik penumpang yang duduk di deretan kursi nomor empat dari depan. Dia duduk di deretan kursi nomor lima, persis di belakang korbannya. Sedangkan Sodiq mengambil uang dan handphone milik penumpang di deretan belakang. ‘’Ya, digerayangi dulu,’’ kata Tony ketika ditanya kok tahu kalau tas milik penumpang di depannya berisi laptop. Laptop itu sendiri berada di tas kain yang dibungkus baju dan ditutupi sarung.

    Tony dan Sodiq mengaku sudah biasa beroperasi di Terminal Terboyo, Semarang. Kalau malam dia beroperasi di bus antarkota antarpropinsi. Ketika ditanya berulang-ulang sudah berapa kali menjarah di bus Jaya Utama, dia mengaku baru sekali. Namun dia tidak mengelak ketika diungkapkan banyak penumpang yang kehilangan barang-barangnya di bus.

    Modus yang mereka gunakan adalah menunggu penumpang di sekitarnya tidur. Kemudian mereka meraba-raba tas. Kalau mendapati barang berharga kemudian diambil. Tasnya sendiri ditutup kembali dan dirapikan seperti sedia kala. Sehingga penumpang tak curiga. ‘’Tas saya juga masih tertutup. Namun, isinya sudah  tidak ada,’’ kata Eny.
    Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua penumpang bus agar selalu hati-hati dan waspada. Karena maling sangat lihai dalam menjalankan aksinya. (hq)




    Berita Terbaru :


    Scroll to Top