• Berita Terkini

    Selasa, 12 Januari 2016

    Underpass Guron Purworejo Tidak Relevan Lagi

    agung/ekspres
    PURWOREJO--Keberadaan underpass jalur rel kereta api dari Stasiun Purworejo menuju Stasiun Kutoarjo di wilayah Guron Kelurahan Sindurjan, Kecamatan/kabupaten Purworejo dinilai tidak relevan lagi.

    Ketinggian underpass tidak sesuai dengan standar yang ada saat ini dan kerap membayakan pengguna jalan. Keberadaan underpass diperparah dengan tidak adanya palang portal serta rambu penunjuk ketinggian masimal sehingga sering menjadi petak bagi truk atau bus yang memiliki ukuran cukup tinggi.

    Ppantauan di lapangan, dua buah rangkaian portal berbahan besi tidak lagi terpasang sebagaimana mestinya dan dibiarkan berserakan di tepi jalan sekitar underpass.

    Purwati (60), warga RT 1 RW 5 Kelurahan Sindurjan yang tinggal berdekatan dengan lokasi mengatakan, dua portal yang berada di samping underpass telah roboh akibat tertabrak bus pada 2012 silam.  Sejak saat itu, tidak jarang truk dan bus tersangkut pada bagian atasnya saat melintasi underpass yang memiliki ketinggian kurang dari 4 meter itu.

    “Waktu ada portal tidak pernah ada truk yang nyangkut karena mereka terlebih dahulu tahu dan berbalik arah,” ucapnya, Senin (11/1/2016
    ).

    Menurut Purwati, kendaraan truk bermuatan barang tinggi yang tersangkut semakin banyak akibat tidak adanya rambu penunjuk ketinggian maksimal di sekitar underpass. Seperti yang terjadi sekitar 2 pekan lalu. Sebuah truk pengangkut kayu tersangkut pada bagian atasnya. Kejadian itu mengakibatkan kayu muatan terlempar ke bagian
    belakang dan menimpa pengendara sepeda motor di belakangnya.

    “Dulu ada tulisan penunjuk ketinggian maksimal di bawah rel, tapi sekarang sudah tidak ada karena tertutup cat. Kalau bisa ya diberi rambu lagi agar tidak ada lagi pengendara yang celaka,” jelasnya.

    Musyafa (28) warga lain yang juga tinggal di dekat underpass mengungkapkan hal senada.  Menurutnya, ketinggian underpass yang diperkiran bangunan Belanda itu kini sudah tidak standar untuk ukuran kendaraan tinggi.

    “Sejak saya tinggal beberapa bulan disini saya menjumpai sedikitnya empat truk tersangkut di underpass,” katanya.

    Menurutnya, pemasangan portal atau rambu penunjuk ketinggian maksimal mendesak dilakukan mengingat Jalan Setia Budi merupakan jalur alternatif yang selalu ramai lalu lintas. Terlebih, kawasan itu sering menjadi jalur pengalihan pengendara untuk tidak masuk kawasan Alun-alun Purworejo. (baj)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top