• Berita Terkini

    Selasa, 19 Januari 2016

    TPM Menolak Keterlibatan Baasyir Dengan Bom di Sarinah

    CILACAP-Tim Pengacara Muslim (TPM) dari Ustad Abu Bakar Baasyir menolak keterlibatan kliennya dengan kejadian teror bom di Sarinah, Jakarta beberapa hari lalu. Bahkan pihak TPM menduga klaim atas nama kliennya tidak berdasar.

    Pihak TPM sendiri yang pada Senin (18/1) sekitar pukul 09.00 mengunjungi Baasyir di Lapas Nusakambangan, melihat bagaimana ketatnya pengamanan. Karena di sana, terdakwa dalam lapas menggunakan Super Maximum Security (SMS). Menurut pihak TPM bahkan mengklaim Baasyir diperlakukan sebagai terpidana yang tidak mudah untuk diakses oleh sembarang pihak.

    Ketua Dewan Pembina TPM Mahendradata ketika mengunjungi Pengadilan Negeri (PN) Cilacap mengatakan bahwa, upaya hukum yang dilakukan Baasyir sepertinya selalu dibuatkan "event" khusus. Ia kemudian mengingatkan, kejadian tersebut berulang kali terjadi seperti saat pra peradilan, dan kemudian kejadian kedubes Australia.

    "Waktu ada sidang Ustad di Kemayoran, ada kejadian bom di JW Marriott. Bahkan pada saat itu saking polosnya Ustad menanyakan Marriott itu apa?,"ujarnya. Karena pada saat itu di sidang ditanyakan keterkaitan kliennya dengan kejadian tersebut.

    Diakuinya sidang PK Baasyir menjadi penting pasca bom di Sarinah, sehingga Ia menginginkan awak media untuk selalu mengawal sidang tersebut. "Ini membahas latihan militer di Jantho, Aceh yang dikambing hitamkan sebagai awal dari gerakan teroris,"terangnya. Sehingga Ia menegaskan bahwa, anggapan antara kliennya dengan peristiwa teror bom tidak berdasar, dan meminta agar tidak dikaitkan.

    "Nanti kalau mulai dikait kaitkan akan muncul tindakan over acting dengan dampaknya melarang ketemu kami,"imbuhnya. Maka Ia juga merasa kasihan dengan terpidana lainnya yang juga dikaitkan dengan teror bom tersebut. Meski diakuinya bukan kuasa hukum dari terpidana tersebut.

    "Sebelum ini dimulai (sidang PK red), kami sudah mewanti wanti kepada semua pendukung Ustad untuk tidak melakukan tindakan yang anarkis apalagi terorisme,"tegasnya. Alasannya, kliennya ingin fokus dalam sidang PK itu. Bahkan menurutnya, dengan persidangan yang berjalan aman dan tertib merupakan perjuangan hukum.

    "Ini kok seakan akan ada yang membuat, jadi saya berkesimpulan selama ini pelaku terorisme itu benci sekali sama ustad,"tandasnya. Karena kata dia, tiap kliennya muncul, selalu dibuatkan "kegiatan". Sehingga Mahendradata merasa kejadian tersebut, merugikan kliennya.

    "Besok saya akan ke Solo, akan sampaikan pesan pesan dari ustad kepada pihak keluarga. Kemudian kami akan ulas PK, kemungkinan ada press conference disana,"kata dia. Sementara adanya klaim dari lapas Cipinang, Ia mengingatkan bahwa jangan memanipulasi media dan memberitakan yang seharusnya fakta.(rez)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top