• Berita Terkini

    Senin, 04 Januari 2016

    Hutan Mangrove Ayah Jadi Wisata Edukasi

    SUDARNO AHMAD/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Kawasan hutan mangrove yang letaknya tak jauh dari Pantai Logending Kecamatan Ayah, berpotensi menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Kebumen. Pasalanya,  ekosistem mangrove menjadi produk wisata yang menarik karena menyajikan fenomena alam yang beragam, mulai dari keanekaragaman jenis mangrove, jenis-jenis fauna yang terdapat dalam ekosistem tersebut seperti burung, mollusca (siput atau keong), ikan, jenis-jenis crustacea (kepiting) dan hewan-hewan lainnya.

    Di kawasan mangrove ini, para pengunjung bisa mendapatkan banyak ilmu pengetahuan tentang hutan mangrove dan fungsinya bagi lingkungan, proses terjadinya suksesi, dan berbagai pengetahuan lainnya terkait ekosistem mangrove.

    Wisata ke kawasan ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman para pengunjung, karena ekosistem mangrove di muara Sungai Bodo itu masih dalam tahap pertumbuhan. Pembina Kelompok Peduli Lingkungan (KPL) Pansela Sukamsi, menjelaskan hutan mangrove yang kini menjadi kawasan wisata edukasi tersebut diakui memiliki banyak manfaat. Selain sebagai penjaga garis pantai, kini lokasi itu telah menjadi kawasan edukasi.

    Bahkan, pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan panorama alam di sana. Mereka pun dapat turut serta menjaga dan melestarikan hutan mangrove. Salah satunya dengan cara menanam bibit pohon mangrove.

    Sukamsi mengatakan, pihaknya telah menyusun perencanaan pengembangan hutan mangrove. Termasuk membangun jalur tracking yang nantinya akan menjadi jalan bagi para wisatawan. Setidaknya sepanjang 2.500 meter jalur tracking yang akan dibangun memutari kawasan tersebut. "Tentunya dengan dukungan dari Pemkab Kebumen," kata dia, Minggu (3/1/2015).

    Saat ini, pihaknya atas dukungan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Kebumen, telah membangun satu gazebo yang berada di tengah-tengah tanaman mangrove. Rencananya akan dibangun sepuluh tempat singgah, sedangkan gazebo yang telah dibangun tersebut sebagai bangunan induk kelompok mangrove Kebumen.  "Nantinya juga akan ada panggung untuk umum, tempat istirahat dan belajar.  Selain itu juga akan dilengkapi menara 12 meter, yang  sampai 5 lantai," ungkapnya.

    Dijelaskannya, keberadaan hutan mangrove bukan hanya menjadi objek wisata rekreasi namun juga dapat menjadi media edukasi bagi pelajar.  Bukan hanya kesuburannya saja, tetapi keanekaragaman jenis mangrove yang ada menjadikannya lebih menarik. "Di tempat ini juga ditemukan ikan kakap putih yang dulu punah sejak 40 tahun lalu. Tapi sekarang muncul lagi, bahkan nelayan sudah banyak yang menangkapnya," terang pria jebolan Magister Hukum ini.  

    Sekda Adi Pandoyo bersama sejumlah pejabat yang sudah menyusuri langsung kawasan hutan mangrove  menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya, kawasan hutan mangrove memiliki potensi luar biasa. "Tempat ini perlu terus dikembangkan, dijaga kelestariannya, dan dikembangkan sebagai destinasi wisata edukasi. Sebab, banyak orang yang belum mengetahui manfaat hutan mangrove," pintanya.

    Adi Pandoyo berharap, akan terus bertambah orang dan masyarakat yang tergugah kepeduliannya terhadap lingkungan. Terutama hutan mangrove yang mampu menjaga garis pantai.
    Dengan kepedulian mengelola kawasan tersebut dikatakannya juga akan menjadi perhatian dalam pengelolaan lingkungan, sehingga terwujud wisata yang berkelanjutan.
    Ia berharap dengan dibukanya wisata ini nantinya Kabupaten Kebumen bukan hanya sebagai daerah lintasan, melainkan juga menjadi daerah tujuan wisata. “Kami memberikan dukungan termasuk menindaklanjuti apa yang sudah direncanakan," tandasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top