 |
| ARIEF BUDIMAN/RASO |
”Sudah ramai sejak semalam, bahkan dari pagi pukul 06.00, masyarakat sudah memenuhi bagian dalam dan tenda yang kami siapkan di depan masjid. Padahal acara baru dimulai pukul 10.00,” terang Abdullah bin Husein, salah satu panitia. Pihaknya hanya bisa menyediakan tempat seadaanya kepada para jamaah dan berharap para tamu dapat memaklumi hal tersebut.
Para tamu yang datang selalu diusahakan mendapat pelayanan terbaik. Pihaknya sudah menyediakan konsumsi yang dirasa bisa mencukupi menjamu para tamu. Terkait istirahat, sebagian di antara mereka ada yang menginap di hotel, ada juga yang tidur di area mesjid. ”Kalau jumlah umat yang datang dari tahun-ketahun selalu bertambah,” papar dia.
Kebanyakan tamu yang datang tahun ini berasal dari ibu kota bersama sanak saudaranya. Meski dipenuhi ribuan orang, namun dia menjamin tidak akan ada tindak pidana pencopetan di area tersebut. Sebab, selian pihak panitia menjaga, mereka juga meminta bantuan dari pihak kepolisian membantu pengamanan acara tersebut.
”Di area acara sudah ada lima polwan yang menjaga. Kami harapkan dengan adanya aparat kepolisian membuat acara tetap dalam situasi kondusif,” ujarnya. Pengamanan acara itu, setidaknya ada sekitar 150 personel gabungan, baik dari Polresta Solo, polsek, dan satlantas mengondisikan acara tersebut.
Selain pihak kepolisiaan, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubkominfo) Solo juga terlihat sudah berjaga-jaga di titik-titik rawan kemacetan. Personel dishubkominfo sudah standby sejak pukul 06.00. ”Akses menuju area acara sudah ditutup sejak pukul 07.00 menurut perjanjian dengan panitia,” terang Maryanto, staf rekayasa lalu lintas Dishubkominfo Solo, saat ditemui di area simpang empat Pasar Kliwon.
Menurut dia, panitia menghendaki sejak pukul 07.00 tidak ada kendaraan yang boleh masuk ke barikade. Kecuali pasien atau ambulans yang akan menuju ke RSI Kustati Unit III. Dari pemantauan Jawa Pos Radar Solo, dalam acara Haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi, arus lalu lintas terpantau padat merayap.
Terutama di area Jalan Yos Sudarso dari simpang empat Nonongan hingga Gemblegan. Selain acara religi tahunan, acara tersebut juga memberikan keuntungan sediri bagi para pedagang tiban. Seperti yang diungkapkan Laila, penjual kerajinan tasbih.
Dia mengaku omzet sehari bisa mencapai Rp 2 juta. ”Lumayan Mas. Ramainya sudah sejak Kamis kemarin,” tuturnya. Selain Laila, masih banyak puluhan pedagang yang mencoba mengais rezeki di acara haul tahun ini. (atn/un)
