• Berita Terkini

    Selasa, 19 Januari 2016

    Ajak Belajar Cintai Macapat, RMT Gelar Malam Apresiasi Tembang Tradisional Jawa

    ISTIMEWA
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Sedikitnya 30 penggemar tembang macapat mengikuti malam apresiasi tembang tradisional Jawa yang digelar oleh Roemah Martha Tilaar Gombong  (RMT) bersama Komunitas Pusaka Gombong (Kopong), Jumat (15/1/2016) akhir pekan lalu.

    Para penggemar macapat itupun antusias mengikuti kegiatan yang mengangkat tajuk Kalangan Macapat tersebut. Peserta yang berasal dari daerah Kecamatan Gombong dan sekitarnya tersebut rutin mengikuti acara apresiasi tembang tradisional Jawa yang dilaksanakan setiap Jumat Wage. Kegiatan kebudayaan tersebut dilaksanakan guna mewadahi para penggemar tembang Macapat. Baik itu  para penembangnya maupun yang sebatas sebagai penggemar.

    Pemandu acara Kalangan Macapatan Trimo Raharjo mengatakan memang telah dilakukan penyusunan acara dengan sebaik mungkin.  Sehingga pengunjung yang terlibat tidak hanya mereka yang sudah akrab dengan tembang Jawa saja. Melainkan  banyak juga  pengunjung yang notabenanya adalah orang yang masih awam.

    Bahkan ada juga pengunjung yang tidak menguasai Bahasa Jawa.  “Setiap tembang yang dibawakan, kami coba memberikan uraian artinya, baik dalam bahasa Jawa harian maupun dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian semua hadirin dapat memahami makna tembang yang dibawakan tersebut,” tutur Trimo yang juga berprofesi seorang guru itu.

    Untuk semakin memperkaya apresiasi peserta, pada acara tersebut selain tembang Macapat juga ditampilkan beberapa geguritan atau puisi Bahasa Jawa. Malam itu setidaknya ada dua peserta yang menampilkan geguritan.

    Koordinator Kopong Sabur Herdian Raamin mengemukakan bahwa kalangan Macapatan memiliki visi untuk menggugah kembali apresiasi masyarakat terhadap tembang Jawa. “Kami bersyukur ternyata masih cukup banyak remaja yang berminat pada acara ini. Secara khusus kami juga mengundang guru-guru untuk bisa terlibat karena mereka memiliki posisi strategis dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap seni tradisi,” ungkapnya.

    Lebih lanjut Sabur mengatakan, dalam beberapa pertemuan Kopong sebelumnya,  memang sempat muncul keluhan dari beberapa guru sekolah dasar tentang kebutuhan terhadap wahana pembelajaran seni budaya tradisi. Maka dari itu kegiatan tersebut diharapkan mampu dijadikan sebagai wahana pembelajaran.

    Sementara Devisi Program RMT Alone Novensa mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pengabdian terhadap pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang seni budaya. Untuk semakin menarik minat masyarakat, Kopong lewat Kalangan Macapatan bermaksud menampilkan berbagai bentuk kolaborasi, baik yang sudah berkembang seperti seni jamjaneng maupun masuknya berbagai elemen musik modern.  “Jika seni dan budaya sudah tidak lagi diperdulikan lagi, bisa jadi semua budaya kita diklaim oleh negeri tetangga,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top