• Berita Terkini

    Rabu, 05 Agustus 2015

    Biaya Cuci Darah Gratis Ditanggung BPJS, Rahmat Tenang

    fuad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Manfaat dari program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kian dirasakan warga Kebumen, khususnya yang sudah terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan.

    Ini seperti yang dirasakan Rahmat Samsudin (53), warga Desa Argopeni Kecamatan Ayah. Bapak dua anak ini divonis menderita gagal ginjal. Konsekuensinya, dia harus rutin melakukan cuci darah, minimal dua kali seminggu.

    "Sudah enam bulan terakhir saya harus menjalani terapi hemodialisa," ujar Rahmat saat ditemui di ruang cuci darah (hemodialisa) PKU Muhammadiyah Gombong, Selasa (4/8/2015). Rahmat mengaku, saat pertama kali divonis menderita gagal ginjal, dirinya sangat shock.

    Tak hanya soal ancaman kesehatan, namun juga soal pembiayaan untuk mengobati penyakitnya tersebut. Apalagi awalnya dia harus menanggung biaya cuci darah dari kantongnya sendiri.
    "Sekali cuci darah habisnya Rp 650 ribu, itu hanya untuk cuci darah saja, belum yang lain," kisah Rahmat.

    Penghasilannya yang hanya sebagai wiraswasta jelas membuat Rahmat pusing tujuh keliling memikirkan biaya cuci darah. Meski anak-anaknya ikut membantu biaya pengobatan.
    Ditengah kebingungannya tersebut, Rahmat mendengar informasi soal BPJS dari dokter tempat ia berobat di Purwokerto.
    "Katanya kalau ikut BPJS bisa gratis cuci darah," sambung kakek dua cucu ini.

    Tak tunggu lama, dia pun segera mengurus kartu peserta BPJS di Kantor BPJS Cabang Kebumen. Dia memilih sebagai peserta mandiri dengan iuran per bulan sebesar Rp 25.500.

    Tak sampai sebulan, Rahmat pun langsung merasakan manfaat kartu BPJS tersebut. "Alhamdulillah benar-benar gratis cuci darahnya. Ini sangat membantu saya. Dengan ikut BPJS, hati saya jadi tenang tanpa pusing memikirkan biaya cuci darah yang sangat menguras kantong kalau bayar sendiri," ujar peserta yang selalu aktif membayar iuran BPJS setiap tanggal 5 ini.

    Hal yang sama juga dirasakan Ahmad Fauzi (31),  pasien gagal ginjal yang hampir dua tahun terakhir menjalani terapi hemodialisa. Ditengah usianya yang terbilang masih muda, warga Desa/Kecamatan Kutowinangun juga divonis menderita gagal ginjal.

    Bahkan dia mengaku sudah habis ratusan juta rupiah untuk mengobati penyakitnya tersebut, termasuk untuk biaya cuci darah, dua kali seminggu.
    "Beruntung saya kini sudah menjadi peserta BPJS sehingga biaya cuci darah tak lagi jadi persoalan," imbuhnya.

    Agar lebih mudah, Ahmad memilih sebagai peserta mandiri dengan sistem pembayaran menggunakan autodebet."Lebih praktis, tak perlu repot-repot ke bank untuk membayar iuran tiap bulan," kata dia peserta kelas I dengan iuran per bulan Rp 59.500 ini. (has)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top